Klasifikasi
merupakan kata serapan dari bahasa
Belanda classificatie, yang sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification.
Istilah ini menunjuk kepada sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis
atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.Secara harafiah bisa
pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas.
Secara garis
besar penggolongan bahasa dapat di kolompokkan menjadi 3 macam yaitu:
1)
Berdasarkan Genealogi.
Penggolongan bahasa berdasarkan Genealogi yaitu pembagian yang didasarkan
atas asal-usul dan sejarah perkembangan yang sama.
Pembagian
Geneaologi ini maksudnya didasarkan pada garis keturunan dengan asumsi bahwa
bahasa yang bermacam-macam di dunia ini berasal dari satu induk bahasa,
meskipun pada kenyataannya ada bahasa-bahasa tertentu yang tidak dapat
ditelusuri berdasarkan karakteristik keturunan atau disebut kelompok
independen.
Penggolongan bahasa-bahasa berdasarkan Genealogi ini bertolak dari anggapan
bahwa tiap bahasa purba dalam sejarah pertumbuhannya dapat pecah menjadi dua
bahasa atau lebih, sedang bahasa-bahasa yang baru tersebut dalam
perkembangannya dapat pula dipecah lagi menjadi dua bahasa atau lebih, dan
seterusnya. Dengan demikian kita dapat meneliti secara cermat sejarah tiap bahasa,
dengan mencari kembali asal-usulnya di jaman lampau.
Setiap kelompok bahasa yang menunjukkan adanya
garis kesamaan asal-usul tersebut disebut rumpun . Setiap rumpun dapat
dibagi lagi atas sub-rumpun, dan tiap sub-rumpun dapat dibagi seterusnya,
akhirnya kita sampai kepada bahasa dan dialek-dialek .
Untuk menentukan tempat dan kedudukan bahasa
Indonesia di tengah-tengah bahasa-bahasa dunia, maka perlu kita ketahui adanya
bermacam-macam rumpun bahasa. Berdasarkan penggolongan genealogis, kita mengenal
adanya bermacam-macam rumpun bahasa sebagai berikut:
- Rumpun
Indo-Eropa, yang terdiri dari sub-rumpun: bahasa-bahasa Jerman, Celtic,
Baltik, Slavia , Albania , Roman, Yunani , Armenia , Indo-Iran.
- Rumpun Semito-Hamit, yang terdiri dari bahasa-bahasa Semit dan Hamit.
- Rumpun
Finno-Ugria.
- Rumpun
Ural-Altai.
- Rumpun
Sino-Tibet.
- Rumpun Austria , yang terdiri dari Austro-Asia dan Austronesia .
- Bahasa-bahasa lain di Asia dan Oceania yang tidak termasuk salah satu
rumpun di atas, misalnya: bahasa-bahasa Irian, Dravida, bahasa Australia
dan Andaman.
- Rumpun
bahasa Bantu.
- Rumpun
bahasa-bahasa Sudan .
- Bahasa-bahasa
Khoisan: bahasa-bahasa bangsa kerdil di Afrika.
- Bahasa-bahasa
Amerika Utara antara lain: Algonkin, Irokes, Penutia, Sioux, Uto-Aztek,
Athabascan, dan lain-lain.
- Bahasa-bahasa
Amerika Tengah: Maya, Otomi, Mixe-Zoke.
- Bahasa-bahasa Amerika Selatan: Arawak, Karibi, Tupi-Guarani, dan
lain-lain.
2) Berdasarkan
Tipologi
Penggolongan bahasa berdasarkan Tipologi yaitu
pembagian yang didasarkan atas tipe-tipe atau kesamaan dalam segi tertentu. Karena dasar kesamaan ini bermacam-macam, ada yang berdasarkan segi
bentuknya, ada yang berdasarkan artinya, maka belum ada kesepakatan. Yang
paling penting dalam penggolongan ini adalah pembagian berdasarkan bentuk
bahasa atau morfologi. Berdasarkan morfologi bahasa-bahasa di dunia dapat
dibagi atas: Bahasa Isolatif (e.g. bahasa Cina), Bahasa Aglutinatif (e.g. bahasa
Indonesia) dan Bahasa Fleksi (e.g. bahasa Latin dan Sansekerta).
Tipologi dalam linguistik adalah kajian dan klasifikasi bahasa menurut ciri strukturalnya (fonologis, gramatikal, atau leksikal). Tujuannya adalah untuk
menjelaskan keberagaman struktur bahasa-bahasa di dunia. Tipologi terdir dari tiga subdisiplin, yaitu:
2) tipologi kuantitatif yang mengkaji penyebaran pola stuktural pada bahasa-bahasa di dunia, serta
3) tipologi
teoritis, yang menjelaskan distribusi tersebut.
Tipologi adalah ilmu yang mempelajari kesamaan
sintaksis dan morfologi bahasa-bahasa tanpa mempertimbangkan sejarah bahasa.
Tipologi juga bisa diartikan sebagai pembicaraan dan pembahasan perihal tipe
bahasa, yaitu corak khusus suatu bahasa.
Tipologi bahasa adalah cabang linguistik yang
meneliti corak atau tipe kesemua bahasa yang ada di dunia. Bahasa yang coraknya
sama atau setidak-tidaknya mirip dikelompokkan menjadi satu golongan atau dalam
satu kelas yang sama, digolongkan sebagai satu tipe.
Bermacam-macamnya bahasa yang ada di dunia ini
masih dapat dicari kesamaannya sehingga dihasilkan klasifikasi atau
pengelompokan bahasa. Pengklasifikasian bahasa dilakukan, untuk memudahkan
kerja analisis dan memahami kepada kelompok mana suatu bahasa digolongkan
sebagai bahasa-bahasa yang bertipe sama.
Tipologi Struktural
Tipologi
struktural adalah pengelompokan bahasa berdasarkan karakteristik dan ciri-ciri
struktur bahasa. Berdasarkan tipologi struktural dikenal tipe-tipe bahasa
sebagai berikut.
a. Tipe Bahasa Aglutinatif
Tipe aglutinatif, yaitu tipe bahasa yang hubungan
gramatikalnya dan struktur katanya dinyatakan dengan kombinasi unsur-unsur
bahasa secara bebas. Dalam tipe ini, pembentukan kata dapat dilakukan dengan
afiksasi (pembentukan kata melalui pengimbuhan), komposisi (pembentukan kata
melalui pemajemukan), dan reduplikasi (pembentukan kata melalui pengulangan).
Bahasa-bahasa yang tergolong tipe ini, antara lain:
bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Gorontalo, bahasa Sunda, bahasa Dayak,
bahasa Makasar, bahasa Malagasi, bahasa Tapalog, dan bahasa-bahasa Austronesia
pada umumnya.
b. Tipe Bahasa Fleksi (Infleksi)
Tipe bahasa fleksi, yaitu tipe bahasa yang hubungan
gramatikalnya tidak dinyatakan dengan urutan kata, tetapi dinyatakan dengan
infleksi. Bahasa yang bertipe fleksi struktur katanya terbentuk oleh perubahan
bentuk kata.
Ada dua macam perubahan bentuk kata dalam bahasa
tipe ini, yaitu dengan deklinasi dan konjugasi.
1)Deklinasi
adalah perubahan bentuk kata yang disebabkan oleh jenis, jumlah, dan kasus.
2)Konjugasi adalah
perubahan bentuk kata yang disebabkan oleh perubahan persona, jumlah, dan kala.
Bahasa-bahasa yang secara murni bertipe fleksi
adalah bahasa Arab, Sanskerta, dan bahasa Latin.
Ada 2 macam fleksi :
• Fleksi deklinasi, yaitu fleksi mengenai kata benda
Contoh : foot >>feet, mouse>>mice, tooth>>teeth
• Fleksi konjungsi, yaitu fleksi mengenai kata kerja
Contoh : go
went gone, eat ate eaten
c. Tipe Bahasa Flekso-aglutinatif
Tipe ini merupakan perpaduan tipe bahasa fleksi dan
tipe bahasa aglutinatif. Bahasa tipe ini sebagian struktur morfologisnya
mengikuti corak tipe bahasa fleksi dan sebagian lagi mengikuti tipe bahasa
aglutinatif. Bahasa Inggris menjadi salah satu contoh bahasa yang memiliki tipe
fleksoaglutinatif.
d. Tipe Bahasa Isolatif
Tipe bahasa isolatif, yaitu tipe bahasa yang dalam
menyatakan hubungan gramatikalnya dinyatakan dan bergantung pada urutan kata,
sedangkan bentuk katanya tidak mengalami perubahan bentuk kata secara
morfologis melainkan perubahan yang ada hanya karena perbedaan nada. Tipe
bahasa ini disebut juga bahasa Tonis.
Bahasa-bahasa yang tergolong tipe ini, antara
lain: bahasa Thai, bahasa Vietnam, dan kelompok bahasa Cina, seperti Mandarin,
Shanghai, Ningpo, Kantong, dan sebagainya.
e. Tipe Bahasa
Polisintesis
Tipe bahasa polisintesis ialah tipe bahasa yang
untuk menyatakan hubungan gramatikalnya dinyatakan dengan cara melekatkan
beberapa morfem yang diimbuhkan secara berturut-turut kepada bentuk dasarnya.
Secara morfologis, bahasa tipe ini lebih kompleks dari tipe aglutinatif.
Misalnya, dalam bahasa Indonesia, memper-kan dalam mempersatukan, diper-i dalam
dipersenjatai.
f. Tipe Bahasa Akusatif
Tipe bahasa akusatif ialah tipe bahasa yang
mempunyai penanda eksplisit untuk menyatakan objek langsung; misalnya dalam
bahasa Inggris ‘they killed him’, kata him adalah bentuk akusatif dari kata he.
g. Tipe Bahasa Inkoperatif
Tipe bahasa inkoperatif ialah tipe bahasa yang
dalam menyatakan hubungan gramatikal dan struktur katanya dengan cara menderetkan
morfem-morfem terikat menjadi kata tunggal, misalnya dalam bahasa eskimo.
h. Tipe Bahasa Vokalis
Tipe bahasa vokalis, yaitu tipe bahasa yang dalam
fonotaktiknya mengharuskan kata-katanya berakhir dengan vokal; misalnya bahasa
Jepang.
3) Berdasarkan Daerah
Penggolongan bahasa berdasarkan Daerah yaitu
berdasarkan pengaruh timbal-balik antara suatu bahasa dengan bahasa yang lain. Setiap bahasa yang berdekatan geografinya dianggap memiliki pengaruh
timbal-balik antara mereka. Tetapi jika demikian, maka berarti semua bahasa
akhirnya dijadikan satu keluarga bahasa, karena bagaimanapun juga, terutama
dalam teknologi komunikasi modern saat ini, semua bahasa pernah mengambil
unsur-unsur dari bahasa lain, betapapun minimnya.
Contoh, pengelompokan bahasa Indonesia secara
geografis/daerah yang dilakukan oleh Esser pada tahun 1938 (dalam Soeparno,
2002):
(1) Kelompok Sumatera
(2) Kelompok Jawa
(3) Kelompok Dayak Kalimantan
(4) Kelompok Bali-Sasak
(5) Kelompok Sulawesi Utara
(6) Kelompok Gorontalo
(7) Kelompok Tomini
(8) Kelompok Toraja
(9) Kelompok Lainang-Banggai
(10) Kelompok Bungku-Laki
(11) Kelompok Sulawesi Selatan
(12) Kelompok Muna Butung
(13) Kelompok Bima-Sumba
(14) Kelompok Ambon-Timor
(15) Kelompok Sula-Bacan
(16) Kelompok Halmahera Selatan dan Irian
(17) Kelompok Melanesia.
(2) Kelompok Jawa
(3) Kelompok Dayak Kalimantan
(4) Kelompok Bali-Sasak
(5) Kelompok Sulawesi Utara
(6) Kelompok Gorontalo
(7) Kelompok Tomini
(8) Kelompok Toraja
(9) Kelompok Lainang-Banggai
(10) Kelompok Bungku-Laki
(11) Kelompok Sulawesi Selatan
(12) Kelompok Muna Butung
(13) Kelompok Bima-Sumba
(14) Kelompok Ambon-Timor
(15) Kelompok Sula-Bacan
(16) Kelompok Halmahera Selatan dan Irian
(17) Kelompok Melanesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://xordinaryday.blogspot.com/2010/12/tugas-iii-bahasa-indonesia-penggolongan.html
0 komentar:
Posting Komentar